Thursday, March 27, 2014

Mud Logging

Mudlogging merupakan bagian divisi dalam kegiatan pengeboran baik itu dalam minyak bumi maupun panas bumi. Kalo kata temen saya yang satu profesi "jaman sekarang mah ngebor itu kudu ada mudlogging nya". jadi bisa saya katakan kalo mudlogging ini penting di dunia pengeboran. Sebenernya apa si mudlogging itu?, kalo dari saya pribadi juga sebenernya masih bingung gimana deskripsiin mudlogging itu kaya gimana. Tapi ya, saya coba ngulas sedikit tentang mudlogging disini. Ini pertama kalinya saya nulis blog, mungkin banyak kekurangan namanya juga baru mulai, jadi masih banyak kurang.

Masuk ke topik!!
Kalo menurut saya job descriptiom mudlogging ini monitoring semua kegiatan pengeboran, seperti rate of penetration (ROP), SPM, mud flow in, mud flow out, gain and loss, dll. Mungkin untuk orang awam, ga akan tau apa itu semua? sama seperti saya pas pertama kali menyentuh dunia mudlogging. Simplenya, itu semua merupakan macam - macam parameter yang digunakan pada saat pengeboran. Dan parameter itu semua direkam oleh mudlogging, perekaman ini dilakukan dengan memasang sensor. Selain mengamati parameter seorang mudlogger juga seharisnya mampu dalam pendeskripsian cutting atau pecahan batuan yang disebabkan oleh bit yang keluar dari lubang pengeboran, dan yang terpenting kita harus bisa dalam menentukan menentukan oil show jika dalam eksplorasi oil and gas sedangkan dalam eksplorasi geothermal biasanya kita harus bisa menentukan mineral epidot.

Pict 1. Rig componen
Pict 2. Mudlogging sensor
     














Basic Drilling Calculation
  1. Pump Out Put
Pump out put ini merupakan kemampuan suatu pomp dalam memompakan lumpur setiap stroke (bbls/stk).  Pompa itu secara umum terdiri dari 2 macam, diantaranya adalah pompa triplex dan duplex. Akan tetapi jika dilihat dari keberadaan pistonnya pompa ini dibagi menjadi 4 yaitu simplex pump, duplex pump, triplex pump, dan quintuplex pump. Pada dasarnya prinsip kerja dari pompa ini sama, yaitu mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga hidrolis.
Prinsip kerja pompa ini dikenal dengan sebutan double acting (Duplex pump) dan single acting (Triplex pump). Perbedaan dari keduanya terdapat pada valve, dimana untuk single acting hanya terdapat 1 sisi valve yang berfungsi untuk menghisap dan memompakan lumpur. Sedangkan untuk double acting menggunakan 2 sisi untuk memompakan dan menghisap lumpur.
Pompa Triplex
POP = 0.000243 x D2 x L x Eff
Pompa Duplex
POP = [(0.000243 x D2 x L x Eff) – (0.000162 x rD2 x L)] x Eff
D = Diameter liner (inch)
L = Length liner
rD =  Diameter rods (inch)
Eff = Efficiensi (%)

  1. Volume Pipa, Lubang, Annulus

Volume Pipa               =   (ID²/1029.4)                       x L (bbls)
Volume Lubang          =   (OH2/1029.4)                     x L (bbls)
Volume Annulus         =   (OH2 – OD2/1029.4)          x L (bbls)

ID            : Inside Diatemer (inch)
OD          : Outside Diamter (inch)
OH          : Open Hole (inch)
L              : Length (feet)
  1. Lag Time, Down Time
Down strokes merupakan jumlah strokes yang diperlukan untuk memompakan lumpur dari surface ke dasar lubang. Seperti yang kita ketahui bahwa lumpur masuk  kedalam melalui luang pipa, jadi perhitungan ini didasarkan pada volume pipa, dari perhitungan volume pipa kita akan mendapatkan kapasitas dari pipa tersebut. Setelah
Down strokes = Vol. pipa/POP
Downtime merupakan jumlah waktu yang diperlukan untuk memompakan lumpur dari surface ke dasar lubang.
Downtime = Downstrokes/SPM
SPM       :Strokes per minute
Lag strokes merupakan jumlah strokes yang diperlukan untuk memompakan lumpur dari dasar lubang sampai ke surface. Prinsip perhitungannya hampir sama dengan downstroke, akan tetapi untuk lag strokes perhitungannya difokuskan pada volume annulus.
Lag strokes = Vol. annulus/POP
Lag time merupakan jumlah waktu yang diperlukan untuk memompakan lumpur dari dasar lubang sampai ke permukaan.

Lag time = Lag strokes/SPM